Selasa, 12 Februari 2013

obat yang mempengaruhi sistem syaraf pusat


Obat system syaraf pusat
1.      Antikonvulsan
                 Cth: Carbamazepin, Fenobarbital, Fenitoin
2.      Antidepresan
                 Cth: Fluoxetin, Amitriptilin, Transamin
3.      Anxiolitik, sedatif, hipnotik
                 Cth: Alprazolam
4.      Antipsikotik
                  Cth: Haloperidol, Clozapin
1.      Antikonvulsan
·            Indikasi: mengatasi seizure pada treatment epilepsi
·            Penghentian mendadak dpt memicu timbulnya seizure/kejang epilepsi
·            Menimbulkan kantuk à hati2: operasional mesin, kendaraan, dll
·            Pada wanita hamil: congenital malformation
·            Dosis harus teratur
·            Dosis terlupa: segera minum ketika ingat, jika sdh mendekati dosis berikutnya, minum dosis berikutnya (jangan dobel)
a.       Carbamazepin
·         Mek. Kerja: Blokade tercetusnya potensial aksi yang akan menurunkan pelepasan neurotransmitter (saat prasinapsis) dan blokade pelepasan repetitive (saat postsinapsis)
·         Indikasi: mengatasi seizure pada treatmet epilepsi dan mengatasi nyeri yang berhubungan dengan neuralgia trigeminal
·         KI: riwayat depresi sumsum tulang belakang, hipersensitif
·         ROM: dizziness, mengantuk, MM, sakit kepala. jrg terjadi: anemia aplastik, hepatitis, aritmia, agranulositosis. Utk meminimalkan, gunakan dosis yang rendah dahulu. Hentikan terapi jika terjadi depresi sumsum tulang.
b.      Fenobarbital
·         Mek kerja: menekan pelepasan eksitasi postsinaptik dan meningkatkan nilai ambang konvulsif tehadap stimulasi elektrik dan zat kimia
·         Indikasi: terapi jangka pendek insomnia (hipnotik-sedatif, efektifitas hilang stlh 2 minggu), konvulsi, kejang akut (tetanus, status epileptik, eklampsi, dll), preanestetik
·         KI: riwayat porfiria atau penyakit pernafasan parah dimana terdapat dyspnea dan obstruksi
            Efek samping dan ROM
·         sedasi, pada pengg jk panjang dapat terjadi toleransi, pada anak2 dan orang tua juga dapat menimbulkan kemunduran mental, insomnia.
·         Jarang terjadi: anemia megaloblastik, hepatitis, dermatitis, Stephen Johnson syndrome, hemoragi neonatal, nekrosis jaringan
            Interaksi obat                   
·         Bersama depresan SSP: efek sedasi >>
·         Barbiturat dapat meningkatkan efek hepatotoksik parasetamol
·         Kloramfenikol, asam valproat: menghambat metabolisme barbiturat
·         Contoh obat: fenobarbital generik
c.       Fenitoin
·         Mek kerja: menghambat sinapsis potensiasi post tetanik dan blok propagasi pelepasan elektrik
·         Indikasi: grandmal dan psikomotor seizure, mencegah tratment seizure yg tjd selama/setelah bedah syaraf
·         KI: hipersensitif, gangg blok jantung, sinus bradikardi
·         ROM: erithemathous morbiliform, hipertrofi ginggival, osteomalasia, defisiensi asam folat
·         Interaksi: carbamazepin, rifampin, amiodaron, cisplatin, bleomisin, menurunkan kadar fenitoin dalam darah; sukralfat menurunkan absorpsi fenitoin
·         Monitoring: TD, kadar fenitoin, fungsi hati
·         Cth: Kutoin, Dilantin, Fenitoin generic

2.      Antidepresan
a.       Fluoxetin
·         Mek kerja: inh uptake serotonin di neuron syaraf pusa dengan sedikit efek reuptake dopamin atau norepinefrin.
·         Sedikit efek sedasi, hipotensi dan efek antikolinergik karena tidak terikat kuat oleh reseptor alfa adrenergik, histamin dan kolinergik
·         Indikasi: treatment depresi mayor, gangg MM pada pasien bulimia, gangg premenstruasi disforik, gangg obsesif kompulsif
·         KI: hipersensitif terhadap fluoxetin, terapi bersama MAOI
·         ES: sakit kepala, MMD, anoreksia, anxietas.
·         Contoh: Andep, Kalxetin, Nopres, Prozac

Informasi pasien
·         Hindari minum beralkohol
·         Obat diminum pada pagi hari untuk menghindari insomnia
·         Efek stimulasi dan anorexia mungkin mengganggu
·         Gunakan permen keras (tanpa gula) untuk mengatasi mulut kering
·         Peningkatan dosis pelan2 untuk menghindari dizziness
·         Jika terlupa 1 dosis cepat minum jika ingat, jika sdh sampai dosis berikutnya, lewati dosis terlupa.
·         Jangan melebihi dosis maksimal harian
b.      Amitriptilin
·         Mek. Kerja: meningkatkan konsentrasi sinaptik serotonin dlm SSP dengan menghambat reuptake nya oleh membran neuron presinaptik
·         Indikasi: depresi, analgesik untuk nyeri kronik dan neuropati, profilaksi migrain
·         KI:hipersensitif, mengg MAOI, glaukoma sudut sempit, kehamilan & menyusui
·         ES: efek antikolinergik, sedasi, hipotensi, takikardi, anxietas, insomnia
c.       Transamin
·         Mek.kerja: inh enzim MAO-A dan B, mempunyai efek agonis serotonin
·         Indikasi: tratment simptomatik depresi pasien yg intoleran thdp anti depresan trisiklik atau terapi elekrokovulsif
·         KI: hipertensi tidak terkontrol, hipersensitif, penyakit kardiovaskuler, gangg hati dan ginjal yang parah

      Informasi pasien
·         Tablet dapat digerus
·         Hindari minuman beralkohol
·         Jangan hentikan terapi secara mendadak
·         Hindari makanan tingi tiramin dan triptofan (keju, anggur, hati, nanas, alpukat, yoghurt)
·         bangun pelan2 dari berbaring atau duduk lama
·         Monitoring: TD, kgd

3.      Anxiolitik, hipnotik, sedative
·         Contoh; Alprazolam
·         Mek kerja: alprazolam terikat pada reseptor stereospesifik pada bbrp tempat di SSP.
·         Indikasi: tratment anxietas, terapi pendukung depresi, mengatasi panik. Tidak direkomendasikan usia < 18 tahun
·         KI: hipersensitif, nyeri parah yang tidak terkontrol, glaukoma sudut sempit, depresi SSP dan/atau pernafasan, kehamilan dan mnyusui

Perhatian dan informasi
·         Penghentian jgn mendadak, bertahap tidak lebih dari 0.5 mg tiap 3 hari
·         Kurangi dosis pada penyakit hati
·         Tidak dianjurkan untuk mengatasi anxietas dan stress minor yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari
·         Hindari minuman beralkohol
·         Hindari aktifitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi (menjalan kan mesin, kendaran, dll)
·         Menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis

4.      Antipsikotik
a.       Haloperidol
      Mek.kerja: blokade reseptor postsinaptik mesolimbic dopaminergik D1 dan D2 di otak, mencegah penghamatan alfa adrenergik dan efek antikolinergik, menurunkan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis, menurunkan aktivasi retikular yang mempengaruhi metabolisme basal, suhu tubuh, vasomotor dan emesis
·         Indikasi: treatment psikosis, gangg behaviour pada anak2, sedasi emergensi pada pasien gangg mental, autis infatile
·         KI: hipersensitif, glaukoma sudut sempit, depresi SSP, penyakit hati atau jantung parah, hipotensi atau hipertensi berat




Perhatian dan informasi
·         TIngkat keamanan dan efikasi tidak diketahui pada anak < 3 tahun
·         Rute im/iv: periksa riwayat hipotensi
·         Hati2 pada pasien kardiovaskular dan seizure/depresi SSP
·         Pengg harus mempertimbangkan faktor resiko dan manfaat
·         Haloperidol decaonat tidak boleh iv
·         Menyebabkan ngantuk
·         Hindari alkohol dan obat depresan SSP lain
·         Jangan mengubah dosis atau menghentikan pemakaian tanpa konsultasi dokter/farmasis
·         Cth: Lodomer, Haldol.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar