BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia adalah
negara kepulauan, wilayahnya membentang dari Sabang sampai Merauke. Sabang
terletak diujung barat dan Merauke terletak di ujung timur kepulauan Indonesia.
Indonesia terdiri dari wilayah daratan dan wilayah perairan laut. Luas wilayah
perairannya lebih luas daripada wilayah daratan yaitu sekitar 3.257.357 km2.
Sedangkan luas daratannya
sekitar 1.919.443 km2. Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004),
sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap dan ada yg belum dinamai,
menyebar sekitar katulistiwa. Jumlah penduduk Indonesia yaitu 234,2 juta jiwa pada tahun 2010 ini. Pulau
terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%)
populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, rangkaian pulau-pulau ini disebut
pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi
dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi
terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia
merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan
patahan aktif di wilayah Indonesia.
Indonesia mempunyai iklim
tropik basah yang dipengaruhi oleh angin mosun barat dan mosun timur. Dari bulan
November - Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air
dan hujan di kawasan Indonesia; dari Juni - Oktober angin bertiup dari Selatan
Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah
Indonesia berkisar antara 230C – 280C sepanjang tahun. Namun
suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 400C pada musim
kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor
sampai di bawah 00C di Pegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat salju abadi di
puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan
Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m). Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau,
pada beberapa tempat dikenal musim
pancaroba, yaitu musim diantara perubahan kedua musim tersebut. Curah
hujan di Indonesia rata-rata 1.600 mm setahun, namun juga sangat bervariasi;
lebih dari 7000 mm setahun sampai sekitar 500 mm setahun di daerah Palu dan
Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh,
Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa Barat,
Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Delta Mamberamo di Irian. Setiap 3 - 5
tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca
yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat.
Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La
Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya.
Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara
lain indeks Osilasi selatan atau Southern Oscillation.
Data-data geografis Lokasi: Sebelah
tenggara Asia, di Kepulauan Melayu
antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Koordinat geografis: 6°LU - 11°08' LS dan dari 95°'BT - 141°45' BT,
Dataran: kebanyakan dataran rendah di pesisir; pulau-pulau yang lebih
besar mempunyai pegunungan dipedalaman Tertinggi
& terendah: titik terendah: Samudra Hindia, titik tertinggi:
Puncak Jaya 5.030
m. Sumber daya alam: minyak tanah, kayu, gas
alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah
yang subur, batu bara, emas, perak
Kegunaan tanah: tanah yang subur: 9,9%
tanaman permanen: 7,2% lainnya: 82,9%.
Bahaya alam: banjir,
kemarau panjang,
tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan,
gunung lumpur, tanah longsor. Masalah
Lingkungan saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan;
polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling
kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan
permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa;
perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi;
penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju;
pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo,
Jawa Timur.
B. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
- Mengetahui peradaban Kebudayaan di Negara Indonesia
- Memahami struktur ekonomi dan sosial di Indonesia
- Memberikan informasi mengenai keluarga dan sehat sakit di Indonesia
- Memahami masalah integritas pelayanan kesehatan di Indonesia
- Memahami dan mengetahui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia
BAB II
ISI
1.1 Gambaran Tentang Peradaban Budaya Indonesia
Kebudayaan
di Indonesia terdiri dari banyak kebudayaan, suku-suku bangsa yang sangat
berbeda satu dengan yang lain, mengenai agama di Indonesia yaitu: Islam,
Kristen, Budha, Hindu, Kong Hutsu, Kepercayaan, dan masih banyak lagi. Suku bangsa Indonesia yang cukup besar antara
lain: Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Ambon, Dayak, Melayu dan lainnya; kemudian
dari bahasa yang digunakan oleh bangsa Indonesia.
Selain
bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia, tiap daerah juga mempunyai bahasa
daerah seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Batak, bahasa
Irian, bahasa Bugis dan yang lainnya.
Kemudian kita sering melihat berbagai kesenian Indonesia yang meliputi:
kesenian-kesenian dari berbagai daerah atau kesenian tradisional. Kesenian ini
berbentuk seni suara, seni music, dan seni gerak/tari. Perihal kesenian daerah
pada umumnya sangat berhubungan dengan upacara adat atau system
religi/kepercayan, ketika masyarakat melakukan kegiatan spiritual sering
dibarengi dengan kesenian. Misalnya upacara
pada masyarakat petani di Jawa, melakukan upacara adat Mapag Sri-Tulak,
atau Pesta Laut/Nadran selalu dibarengi dengan ditampilkannya kesenian wayang
kulit atau wayang golek.
Hukum
di Indonesia yang bertujuan untuk mengatur pola hidup bersama didalam
masyarakat secara nasional (hukum tata Negara) mengenal Hukum Perdata dan
Pidana, namun dalam kehidupan dimasyarakat masih berlaku hukum adat daerah setempat,
misalnya Sumpah Pocong, hukum ahli waris, hokum perkawinan. Pada umumnya masih
mengikuti atau beradaptasi dengan hukum atau norma-norma masyarakat setempat.
Bangsa
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Masing-masing suku bangsa
mempunyai kebudayaan sendiri, kebudayaan daerah berbeda satu dengan yang
lainnya misalnya dari segi lagu dan tarian daerah, pakaiaan daerah, alat music
daerah, rumah adat, kesenian teater rakyat atau pertunjukan, senjata
tradisional, cerita rakyat serta masih banyak lagi kebudayaan di Indonesia ini.
Bentuk
kebudayaan lain sebagai wujud dari benda-benda seperti candi-candi, keratin,
mesjid, gereja, gua-gua, peninggalan sejarah, benda keramik, alat pertanian,
alat rumah tangga dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mata pencaharian
hidup, seperti yang digunakan oleh pabrik yaitu mesin-mesin, peralatan listrik,
alat komunikasi, alat angkut dan sebagainya.
3.2 Gambaran Tentang Peradaban Perekonomian Indonesia
Mata
pencaharian hidup masyarkat Indonesia, sebagai Negara agraris dan wilayah laut
yang sangat luas dengan besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dari
sektor pertanian yang meliputi Petani, Buruh tani, Nelayan, dan system mata
pencaharian penduduk sangat berkaitan dengan kemampuan bidang industry
masyarakat Indonesia mulai mengalami perubahan, dari sektor pertanian menuju
pada sektor industry dan jasa. Tiap daerah mempunyai produk barang-barang dari
hasil mata pencaharian hidup/usaha yang sangat beraneka ragam. Misalnya mangga
terkenal dari Indramayu, trasi dari Cirebon, rotan dari Tegal Wangi dan
sebagainya.
3.3 Gambaran
Tentang Peradaban Sosial Indonesia
Interaksi
social adalah kunci dari kehidupan social, karena tanpa interaksi social tak
akan ada kehidupan bersama, maka interaksi social mempunyai fungsi sebagai
berikut:
- Terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebagai prosres sosialisasi dalam kelangsungan hidup manusia.
- Menjadikan manusia berbudaya
- Terwujudnya proses pendidikan
- Terpenuhinya kebutuhan hidup manusia
- Terjadinya kerjasama persaingan, pertikaian dan akomodasi dalam suatu masyarakat sebagai dinamika kehidupan
- Terjadinya kemajuan teknologi
- Menyadarkan manusia untuk hidup saling membutuhkat
3.4 Gambaran Tentang Peradaban Keluarga Indonesia
Struktur
keluarga di Indonesia
- Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
- Matrilineal :keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasidimanahubunganitudisusunmelaluijalurgarisibu.
- Matrilokal:sepasangsuamiistriyangtinggalbersamakeluargasedarahibu.
- Patrilokal:sepasang suami istri yang tinggal bersamakeluargasedarahsuami.
- Keluarga kawinan:hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Ciri-ciri
struktur keluarga
- Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluargaa
- Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
- Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
Ciri – ciri keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuhes
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuhes
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
3.5 Gambaran Tentang Sehat – Sakit di Indonesia
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan
hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bias dicegah atau dihindari.
Konsep sehat
dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor–faktor lain diluar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor
sosial budaya. Kedua pengertian
saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi,
sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah
mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang
berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio-budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakanbagian
integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit
apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain
yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang
sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak
terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit. Masalah kesehatan
merupakan masalah kompleks yang merupakan resultan dari berbagai masalah
lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya,
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being,
merupakan dari empat faktor
yaitu:
- Environment atau lingkungan.
- Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance.
- Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya.
- Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat
faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat
dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social,perbedaan suku bangsa dan
budaya. Maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari
variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan
pasien.
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat
dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan
satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh
manusia. Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India,
Cina, menunjukkan model keseimbangan (equilibrium model) seseorang
dianggap sehat apabila unsur-unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya
berada dalam keadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalam konsep
tentang humors, ayurveda dosha, yin dan yang. Departemen
Kesehatan RI telah mencanangkan kebijakan baru berdasarkan paradigma sehat.
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah
kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis
dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan
pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan
hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Pada intinya paradigma sehat memberikan
perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi
kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang
sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada
masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit. Telah
dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedik dan
sosio-kultural.
Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness
sedangkan dalam bahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan
penyakit. Dilihat dari segi
sosio kultural terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut.
Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi dari
proses-proses biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan illness
dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit
atau perasaan kurang nyaman. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua
konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik.
Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang
menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan),
kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan
panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang
dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat
setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau
kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang
berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan
badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga
menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti
halnya orang yang sehat. Sedangkan konsep Personalistik menganggap
munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen
aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh
jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung). Menelusuri
nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta
telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta
kepiting) dan kaddala massolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan
yang mendukung bahwa kusta secara endemik telah berada dalam waktu yang
lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.
3.6
GAMBARAN TENTANG INTEGRITAS PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA
Saat ini
permasalahan yang dihadapi hampir seluruh dunia di dalam penyelenggaraan
pemberian pelayanan kesehatan, biaya pelayanan kesehatan yang semakin besar
dari waktu ke waktu, yang tidak selalu diikuti dengan peningkatan di dalam mutu
pelayanan. Peningkatan biaya pelayanan disebabkan pergeseran pelayanan
kesehatan ke arah pelayanan kesehatan yang kronis dan berjangka panjang karena
meningkatnya populasi yang tua, bertambahnya teknologi kedokteran baru yang
mahal, pemberian pelayanan kesehatan yang berlebihan dan tidak diperlukan,
adanya tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berlebihan
dan tidak rasional.
3.7 GAMBARAN TENTANG IPTEK KESEHATAN DI INDONESIA
Manajemen informasi Iptek kesehatan sangat penting untuk
memberi informasi yang akurat, cepat dan tepat kepada pengambil keputusan,
peneliti, atau pengguna lainnya. Pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan adalah untuk kepentingan
masyarakat yang sebesar-besarnya. Penyebarluasan dalam rangka
pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dilakukan melalui
pembentukan jaringan informasi dan dokumentasi Iptek kesehatan (SKN,2004).
Di Indonesia informasi Iptek Kesehatan yang sebagian besar
disimpan di perpustakaan masih terbatas pemanfaatannya. Hal tersebut antara
lain disebabkan oleh keterbatasan akses ke perpustakaan tersebut. Untuk
meningkatkan akses tersebut, perpustakaan perlu membentuk kerjasama
dengan perpustakaan lainnya sehingga tercipta peningkatan pelayanan dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Salah satu bentuk kerjasama tersebut
adalah Jaringan Informasi Iptek Kesehatan atau Health Literature, Library and
Information Services (HELLIS) yang diprakarsai oleh WHO SEARO di tahun 1980.
Permasalahan
kesehatan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh persoalan mendasar
seperti kurang gizi, tingginya kematian ibu melahirkan dan anak balita serta
penyakit infeksi. Stress akibat tekanan ekonomi dan masalah mendasar lainnya. Ruang lingkup penelitian iptek di bidang kesehatan tentunya harus
sejalan dengan permasalahan-permasalahan mendasar di bidang kesehatan.
Saat ini,
masalah kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh persoalan mendasar seperti
: kurang gizi, tingginya angka AKI (angka kematian ibu) bahkan peringkat
pertama di negara Asean, anak balita, penyakit infeksi, kesadaran yang masih
kurang tentang pola hidup sehat, stress kejiwaan akibat tekanan ekonomi,
ketergantungan yang tinggi akan bahan baku obat (sekitar 350-400 juta dolar AS
per tahun) dan peralatan kesehatan ( sekitar 500 juta dolar AS pada tahun
1996/97) asal impor yang berdampak pada mahalnya harga obat dan biaya
kesehatan.
Disamping itu
juga buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal, kurangnya mutu pelayanan
kesehatan masyarakat di daerah periferi akibat akibat keterbatasan dana atau
fasilitas kerja, perilaku seksual yang menyimpang dan makin banyaknya kasus
penyalahgunaan narkoba.
Selain
dihadapkan pada permasalahan mendasar, terdapat pula potensi yang belum
didayagunakan secara optimal. Sepert ketersediaan berbagai sumber karbohidrat,
protein, lemak dan mineral alamiah yang bergizi tinggi, cara pengobatan
alternatif dan obat tradisional sebagai warisan budaya bangsa, keanekaragaman
hayati tropik dan sumber daya alam non hayati lainnya sebagai sumber
obat-obatan.
Disamping itu
juga perlu mendayagunakan kemampuan riil secara terpadu dan sinergi, seperti :
perkembangan industri farmasi yang ada (meski masih berupa industri hilir
pembuat obat jadi), industri peralatan kesehatan/instrumentasi kedokteran
(berupa industri perakitan), industri jamu, kemampuan riset PT dan lembaga
litbang serta tersedianya sarana pelayanan kesehatan pada berbagai
tingkatan.
Inilah
gambaran sekilas tentang kondisi yang berkenaan dengan bidang kesehatan di
tanah air. Dan tentunya prioritas penelitian dan pengembangan bidang
kesehatan diarahkan untuk memberikan pemecahan bagi pelbagai masalah utama
kesehatan yang dihadapi sebagian terbesar masyarakat Indonesia.
Dan
penelitian yang diutamakan nantinya diharapkan dapat meningkatkan upaya untuk
menanggulangi masalah penyakit menular, gangguan gizi dan kejiwaan,
penyalahgunaan narkoba, pengembangan industri farmasi, jamu dan biofarmaka,
serta industri peralatan dan instrumentasi kedokteran.
Selain itu
juga dilakukan pendekatan yang mengerahkan dukungan ilmu-ilmu mutakhir, seperti
bioteknologi, perlu didorong untuk meningkatkan kemampuan SDM pelaku iptek
kesehatan agar mereka dapat berkiprah secara penuh. Demikian antara lain
poin-poin penting yang hendak dikembangkan dalam bidang kesehatan sebagai salah
satu prioritas utama nasional iptek Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Suku_bangsa_di_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar