Selasa, 12 Februari 2013

makalah keperawatan transkultural indoesia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Indonesia adalah negara kepulauan, wilayahnya membentang dari Sabang sampai Merauke. Sabang terletak diujung barat dan Merauke terletak di ujung timur kepulauan Indonesia. Indonesia terdiri dari wilayah daratan dan wilayah perairan laut. Luas wilayah perairannya lebih luas daripada wilayah daratan yaitu sekitar 3.257.357 km2.  Sedangkan luas daratannya sekitar 1.919.443 km2. Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap dan ada yg belum dinamai, menyebar sekitar katulistiwa. Jumlah penduduk Indonesia yaitu 234,2 juta jiwa pada tahun 2010 ini. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin mosun barat dan mosun timur. Dari bulan November - Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia; dari Juni - Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 230C – 280C sepanjang tahun. Namun suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 400C pada musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor sampai di bawah 00C di Pegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat salju abadi di puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m). Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim diantara perubahan kedua musim tersebut. Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 mm setahun, namun juga sangat bervariasi; lebih dari 7000 mm setahun sampai sekitar 500 mm setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Delta Mamberamo di Irian. Setiap 3 - 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara lain indeks Osilasi selatan atau Southern Oscillation.
 Data-data geografis Lokasi: Sebelah tenggara Asia, di Kepulauan Melayu antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Koordinat geografis:LU - 11°08' LS dan dari 95°'BT - 141°45' BT,
Dataran: kebanyakan dataran rendah di pesisir; pulau-pulau yang lebih besar mempunyai pegunungan dipedalaman Tertinggi & terendah: titik terendah: Samudra Hindia, titik tertinggi: Puncak Jaya 5.030 m. Sumber daya alam: minyak tanah, kayu, gas alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah yang subur, batu bara, emas, perak                                                                        Kegunaan tanah: tanah yang subur: 9,9% tanaman permanen: 7,2% lainnya: 82,9%.
Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor. Masalah Lingkungan saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur.
B. TUJUAN PENULISAN
      Makalah ini disusun dengan tujuan :
  1. Mengetahui peradaban Kebudayaan di Negara Indonesia
  2. Memahami struktur ekonomi dan sosial di Indonesia
  3. Memberikan informasi mengenai  keluarga dan sehat sakit di Indonesia
  4. Memahami masalah integritas pelayanan kesehatan di Indonesia
  5. Memahami dan mengetahui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia



















BAB II
ISI

1.1  Gambaran Tentang Peradaban Budaya Indonesia
Kebudayaan di Indonesia terdiri dari banyak kebudayaan, suku-suku bangsa yang sangat berbeda satu dengan yang lain, mengenai agama di Indonesia yaitu: Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kong Hutsu, Kepercayaan, dan masih banyak lagi.  Suku bangsa Indonesia yang cukup besar antara lain: Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Ambon, Dayak, Melayu dan lainnya; kemudian dari bahasa yang digunakan oleh bangsa Indonesia.
Selain bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia, tiap daerah juga mempunyai bahasa daerah seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Batak, bahasa Irian, bahasa Bugis dan yang lainnya.  Kemudian kita sering melihat berbagai kesenian Indonesia yang meliputi: kesenian-kesenian dari berbagai daerah atau kesenian tradisional. Kesenian ini berbentuk seni suara, seni music, dan seni gerak/tari. Perihal kesenian daerah pada umumnya sangat berhubungan dengan upacara adat atau system religi/kepercayan, ketika masyarakat melakukan kegiatan spiritual sering dibarengi dengan kesenian. Misalnya upacara  pada masyarakat petani di Jawa, melakukan upacara adat Mapag Sri-Tulak, atau Pesta Laut/Nadran selalu dibarengi dengan ditampilkannya kesenian wayang kulit atau wayang golek.
Hukum di Indonesia yang bertujuan untuk mengatur pola hidup bersama didalam masyarakat secara nasional (hukum tata Negara) mengenal Hukum Perdata dan Pidana, namun dalam kehidupan dimasyarakat masih berlaku hukum adat daerah setempat, misalnya Sumpah Pocong, hukum ahli waris, hokum perkawinan. Pada umumnya masih mengikuti atau beradaptasi dengan hukum atau norma-norma masyarakat setempat.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Masing-masing suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri, kebudayaan daerah berbeda satu dengan yang lainnya misalnya dari segi lagu dan tarian daerah, pakaiaan daerah, alat music daerah, rumah adat, kesenian teater rakyat atau pertunjukan, senjata tradisional, cerita rakyat serta masih banyak lagi kebudayaan di Indonesia ini.
Bentuk kebudayaan lain sebagai wujud dari benda-benda seperti candi-candi, keratin, mesjid, gereja, gua-gua, peninggalan sejarah, benda keramik, alat pertanian, alat rumah tangga dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mata pencaharian hidup, seperti yang digunakan oleh pabrik yaitu mesin-mesin, peralatan listrik, alat komunikasi, alat angkut dan sebagainya.

3.2  Gambaran Tentang Peradaban Perekonomian Indonesia
Mata pencaharian hidup masyarkat Indonesia, sebagai Negara agraris dan wilayah laut yang sangat luas dengan besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dari sektor pertanian yang meliputi Petani, Buruh tani, Nelayan, dan system mata pencaharian penduduk sangat berkaitan dengan kemampuan bidang industry masyarakat Indonesia mulai mengalami perubahan, dari sektor pertanian menuju pada sektor industry dan jasa. Tiap daerah mempunyai produk barang-barang dari hasil mata pencaharian hidup/usaha yang sangat beraneka ragam. Misalnya mangga terkenal dari Indramayu, trasi dari Cirebon, rotan dari Tegal Wangi dan sebagainya.

3.3  Gambaran Tentang Peradaban Sosial Indonesia
Interaksi social adalah kunci dari kehidupan social, karena tanpa interaksi social tak akan ada kehidupan bersama, maka interaksi social mempunyai fungsi sebagai berikut:
  1. Terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebagai prosres sosialisasi dalam kelangsungan hidup manusia.
  2. Menjadikan manusia berbudaya
  3. Terwujudnya proses pendidikan
  4. Terpenuhinya kebutuhan hidup manusia
  5. Terjadinya kerjasama persaingan, pertikaian dan akomodasi dalam suatu masyarakat sebagai dinamika kehidupan
  6. Terjadinya kemajuan teknologi
  7. Menyadarkan manusia untuk hidup saling membutuhkat

3.4  Gambaran Tentang Peradaban Keluarga Indonesia
Struktur keluarga di Indonesia
  1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
  2. Matrilineal :keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasidimanahubunganitudisusunmelaluijalurgarisibu.
  3. Matrilokal:sepasangsuamiistriyangtinggalbersamakeluargasedarahibu.
  4. Patrilokal:sepasang suami istri yang tinggal bersamakeluargasedarahsuami.
  5. Keluarga kawinan:hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Ciri-ciri struktur keluarga
  1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluargaa
  2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
  3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
Ciri – ciri keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuhes
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong


3.5  Gambaran Tentang Sehat – Sakit di Indonesia
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bias dicegah atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena   ada faktor–faktor lain diluar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan   telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio-budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakanbagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.                                                                                                                              Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultan dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being, merupakan dari empat faktor yaitu:
  1. Environment atau lingkungan.
  2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance.
  3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya.
  4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social,perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina, menunjukkan model keseimbangan (equilibrium model) seseorang dianggap sehat apabila unsur-unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalam keadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalam konsep tentang humors, ayurveda dosha, yin dan yang. Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan kebijakan baru berdasarkan paradigma sehat.
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit. Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedik dan sosio-kultural.
Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness sedangkan dalam bahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan penyakit. Dilihat dari segi sosio kultural terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut. Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan illness dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit atau perasaan kurang nyaman. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan  aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat. Sedangkan konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung). Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan kaddala massolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta secara endemik telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.

3.6  GAMBARAN TENTANG INTEGRITAS PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
Saat ini permasalahan yang dihadapi hampir seluruh dunia di dalam penyelenggaraan pemberian pelayanan kesehatan, biaya pelayanan kesehatan yang semakin besar dari waktu ke waktu, yang tidak selalu diikuti dengan peningkatan di dalam mutu pelayanan. Peningkatan biaya pelayanan disebabkan pergeseran pelayanan kesehatan ke arah pelayanan kesehatan yang kronis dan berjangka panjang karena meningkatnya populasi yang tua, bertambahnya teknologi kedokteran baru yang mahal, pemberian pelayanan kesehatan yang berlebihan dan tidak diperlukan, adanya tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berlebihan dan tidak rasional.
3.7 GAMBARAN TENTANG IPTEK KESEHATAN DI INDONESIA
Manajemen informasi Iptek kesehatan sangat penting untuk memberi informasi yang akurat, cepat dan tepat kepada pengambil keputusan, peneliti, atau pengguna lainnya. Pengembangan  dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan adalah untuk kepentingan masyarakat   yang sebesar-besarnya. Penyebarluasan dalam rangka pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dilakukan melalui pembentukan jaringan informasi dan dokumentasi Iptek kesehatan (SKN,2004).
Di Indonesia informasi Iptek Kesehatan yang sebagian besar disimpan di perpustakaan masih terbatas pemanfaatannya. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh keterbatasan akses ke perpustakaan tersebut. Untuk meningkatkan akses tersebut,  perpustakaan perlu membentuk kerjasama dengan perpustakaan lainnya sehingga tercipta peningkatan pelayanan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.  Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah Jaringan Informasi Iptek Kesehatan atau Health Literature, Library and Information Services (HELLIS) yang diprakarsai oleh WHO SEARO di tahun 1980.
Permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh persoalan mendasar seperti kurang gizi, tingginya kematian ibu melahirkan dan anak balita serta penyakit infeksi. Stress akibat tekanan ekonomi dan masalah mendasar lainnya. Ruang lingkup penelitian iptek di bidang kesehatan tentunya harus sejalan dengan permasalahan-permasalahan mendasar di bidang kesehatan. 
Saat ini, masalah kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh persoalan mendasar seperti : kurang gizi, tingginya angka AKI (angka kematian ibu) bahkan peringkat pertama di negara Asean, anak balita, penyakit infeksi, kesadaran yang masih kurang tentang pola hidup sehat, stress kejiwaan akibat tekanan ekonomi, ketergantungan yang tinggi akan bahan baku obat (sekitar 350-400 juta dolar AS per tahun) dan peralatan kesehatan ( sekitar 500 juta dolar AS pada tahun 1996/97) asal impor yang berdampak pada mahalnya harga obat dan biaya kesehatan.

Disamping itu juga buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal, kurangnya mutu pelayanan kesehatan masyarakat di daerah periferi akibat akibat keterbatasan dana atau fasilitas kerja, perilaku seksual yang menyimpang dan makin banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba. 
Selain dihadapkan pada permasalahan mendasar, terdapat pula potensi yang belum didayagunakan secara optimal. Sepert ketersediaan berbagai sumber karbohidrat, protein, lemak dan mineral alamiah yang bergizi tinggi, cara pengobatan alternatif dan obat tradisional sebagai warisan budaya bangsa, keanekaragaman hayati tropik dan sumber daya alam non hayati lainnya sebagai sumber obat-obatan. 
Disamping itu juga perlu mendayagunakan kemampuan riil secara terpadu dan sinergi, seperti : perkembangan industri farmasi yang ada (meski masih berupa industri hilir pembuat obat jadi), industri peralatan kesehatan/instrumentasi kedokteran (berupa industri perakitan), industri jamu, kemampuan riset PT dan lembaga litbang serta tersedianya sarana pelayanan kesehatan pada berbagai tingkatan. 
Inilah gambaran sekilas tentang kondisi yang berkenaan dengan bidang kesehatan di tanah air. Dan tentunya prioritas penelitian dan pengembangan bidang kesehatan diarahkan untuk memberikan pemecahan bagi pelbagai masalah utama kesehatan yang dihadapi sebagian terbesar masyarakat Indonesia. 
Dan penelitian yang diutamakan nantinya diharapkan dapat meningkatkan upaya untuk menanggulangi masalah penyakit menular, gangguan gizi dan kejiwaan, penyalahgunaan narkoba, pengembangan industri farmasi, jamu dan biofarmaka, serta industri peralatan dan instrumentasi kedokteran. 
Selain itu juga dilakukan pendekatan yang mengerahkan dukungan ilmu-ilmu mutakhir, seperti bioteknologi, perlu didorong untuk meningkatkan kemampuan SDM pelaku iptek kesehatan agar mereka dapat berkiprah secara penuh. Demikian antara lain poin-poin penting yang hendak dikembangkan dalam bidang kesehatan sebagai salah satu prioritas utama nasional iptek Indonesia.






DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Suku_bangsa_di_Indonesia











Tidak ada komentar:

Posting Komentar